MENCUCI BERAS
Beras mengandung bekatul meskipun dalam jumlah sedikit. Adanya bekatul inilah yang menyebabkan air cucian beras menjadi keruh atau kotor. Bekatul berasal dari proses penyosohan beras atau gesekan antarbutir beras. Keberadaan bekatul pada beras sebenarnya tidak dikehendaki karena dianggap sebagai kotoran. Namun dalam jumlah sedikit, keberadaan bekatul pada beras dipandang wajar dan dapat diterima.Bekatul berasal dari lapisan luar endosperm beras. Lapisan luar ini disebut sebagai aleuron. Aleuron mengandung vitamin B, protein, lemak, dan serat. Dari aspek gizi, bekatul memang baik bagi tubuh. Oleh karena itu, sebenarnya beras dapat langsung dimasak tanpa harus mencucinya terlebih dahulu. Hal ini dapat dilakukan terutama jika keadaan beras sudah bersih.
Tetapi nasi yang dihasilkan dari beras yang dimasak tanpa dicuci kemungkinan memiliki aroma dan rasa yang kurang disukai karena masih mengandung bekatul. Selain itu, mungkin juga lebih cepat basi. Masyarakat tidak terbiasa dengan hal ini, hingga kemudian terbiasa mencuci beras sampai air cuciannya bening, baru dimasak. Proses pencucian ini menghilangkan bekatul. Hal itu berarti mengurangi zat gizi beras, seperti yang disebutkan tadi, yaitu vitamin B, protein, lemak dan serat.
Mengingat beberapa alasan tersebut, maka sebaiknya kita tetap mencuci beras, cukup dua atau tiga kali, tidak sampai air cuciannya menjadi bening.